UA-72643545-1

Photo

Tuesday 24 February 2015

Mari Kita Nonton Wayang Orang

memotret wayang orang Bharata Jakarta
Marsam Mulyoatmodjo Ketua Paguyuban Wayang Orang Bharata Purwa Jakarta
Wayang orang belumlah habis. Marsam Mulyoatmodjo adalah salah satu saksi hidup, mulai masa jayanya wayang orang, runtuhnya, bahkan bangkitnya kembali wayang orang. Pria yang juga pernah ikut jadi pemain ludruk dan ketoprak bercerita, di tahun 60 sampai 70an dulu di daerah Jawa ada ratusan group wayang orang profesional. Tahun 1974 mulai group wayang berguguran satu persatu. Dan saat ini untuk group yang profesional hanya tinggal Wayang Bharata Purwa di Jakarta, Pandowo di Semarang dan Sriwedari di Solo. Profesional disini maksudnya adalah mempunyai panggung sendiri dan rutin mengadakan pertunjukan. Pernah mengalami masa sulit yaitu sewaktu masa reformasi 1998. Karena keadaan saat itu terjadi suhu politik yang memanas. Sehingga penonton yang datang untuk menonton pertunjukan tidak banyak . "Tapi kita tidak mengenal paceklik. Mau yang nonton hanya dua orang, kami tidak perduli, pertunjukan tetap harus berjalan" jelas lelaki yang termasuk pemain senior selain Ki Slamet dan Aris Mukadi. Di era sekarang, wayang orang rupanya mulai eksis kembali, sebagai contoh di Jakarta ini, ternyata sekarang banyak group-group amatir wayang orang. Dimana mereka sering berlatih entah untuk manggung atau sekedar berlatih.
Bahkan jangan salah, jika banyak pelajar hingga mahasiswa yang saat ini berlatih wayang orang. Bahkan ada di universitas  di Jakarta yang menjadikan wayang orang sebagai kurikulum mata kuliah. 

memotret wayang orang Bharata Jakarta
Gedung Wayang Orang Bharata

Sebuah Regenerasi

Mencari pemain wayang orang itu sulit, bahkan sangat sulit."Profesor, insinyur, dokter, dan orang pintar lainnya itu banyak, tapi pemain wayang orang itu sangat jarang, kalaupun ada ya sangat sedikit" tutur lelaki yang dipanggil Mbah Marsam oleh pemain lain ini. Maka dari itu, dia butuh regenerasi. Yang nantinya generasi tersebut akan menurunkan wayang orang ini ke generasi selanjutnya. Bagaimana caranya ? Mbah Marsam akhirnya mengumpulkan seluruh keluarga yang terlibat di Wayang Orang Bharata, mulai dari orangtua, anak, cucu, saudara, kerabat dan dia mengajak mereka semua untuk melestarikan wayang orang dan saat itu ia berkata kepada mereka. " Adanya kamu itu dari orangtuamu, orangtuamu datang dari daerah dan mencari nafkah di Jakarta, dan kalian semua hidup dan besar disini karena orangtuamu sebagai pemain wayang orang. Masa iya, kalian semua tidak ingin melanjutkan dan ikut melestarikan wayang orang seperti yang dilakukan orangtuamu" tuturnya panjang lebar. Kalau kamu mau jadi pemain wayang orang ya hayooo, tapi kalau tidak ya sudah kita habis (wayang orang). Dan bila wayang orang ini sudah habis, maka kelak anak cucu kamu bila ingin belajar wayang orang itu musti harus ke luar negeri, Inggris, Amerika, Jepang, Belanda. Karena wayang orang itu sudah hampir dikuasai mereka. Bahkan ada pesinden luar negeri yang mencari makan di Indonesia. Itulah petuah yang dikatakan oleh Mbah Marsam dan para orang yang dituakan di lingkungan tersebut. 
memotret wayang orang Bharata Jakarta
Latihan untuk pertunjukan


Akhirnya mereka tersadar dan selalu meluangkan waktu seminggu sekali untuk berlatih wayang orang. Lebih lanjut ia menambahkan bahwa Bharata tidak menjanjikan apa-apa dengan latihan yang dilakukan (dapat honor atau fasilitas lain). Silahkan untuk mencari nafkah diluar Bharata. Dan mereka ternyata tak ada yang mengeluh, bahkan mereka gembira walau hanya mendapat honor yang tak seberapa. Dan dari kerja keras seluruh pemain serta para pengurus Wayang Orang Bharata, mereka mendapat rekor MURI.untuk regenerasi pemain wayang orang.

memotret wayang orang Bharata Jakarta
Papan Pengumuman untuk Judul Pertunjukan yang akan diadakan
Di Wayang Orang Bharata mempunyai moto, bahwa mereka ingin selalu ada sampai akhir jaman. Karena tidak ada yang bisa dibandingkan dengan wayang orang. Hanya ada 3 didunia yang masih memiliki wayang orang yaitu Kabuki di Jepang, Wayang Orang di Indonesia, dan Potehi di Cina. Mbah Marsam percaya bahwa setiap manusia itu pasti akan tiba pada titik jenuh. Contoh, sekarang orang bisa menonton tv dengan memilih channel dengan berbagai acara. Pada titik jenuh, mereka akan mencari apa sih wayang orang. Bagaimana sih aslinya, mereka akan mencari khususnya orang wayang orang. Kalimat ini ditunjukan buat orang-orang yang memang mengenal betul dengan wayang orang.

memotret wayang orang Bharata Jakarta
Tempat duduk penonton dari arah panggung, terdiri dari tempat duduk VIP berada dibawah dan Tempat Biasa di balkon atas.
Dengan harga tiket Rp. 60.000 (VIP) dan Rp. 40.000 untuk Kelas Biasa.

Menutup obrolan sore itu Mbah Marsam berkata bahwa dirinya sangat bangga dengan beberapa orang atau kelompok tertentu yang masih memainkan wayang orang atau bahkan sekedar berpakaian wayang orang. Ia mencontohkan di suatu daerah ada yang pernikahan nya berdandan ala wayang orang. Lalu juga pada saat Pemilu lalu dimana ada Petugas KPPS bahkan berdandan dan berpakaian ala wayang orang. Padahal mereka tidak menari, tapi itu salah satu bentuk pelestarian. Pelestarian budaya tentunya.

memotret wayang orang Bharata Jakarta
Inilah Pertunjukan Wayang Orang Bharata Jakarta. Biasanya, dengan lakon tertentu akan ramai penonton, seperti Lakon Bharatayudha, Srikandi, Gatotkaca. Dan jangan kaget, saat menonton disini kita diperbolehkan makan, dan pedagang akan mondar-mandir membawakan makanan pesanan seperti sate, ketoprak, bakmi, nasi goreng, dll. Para pedagang tersebut memang mangkal diluar gedung .

Mari kita menonton wayang orang. Mungkin dengan menonton kita juga bisa melestarikan seni dan kebudayaan Indonesia. Begitu juga dengan seni dan  kebudayaan lain yang ada di seluruh Indonesia.


Foto & Teks : Farid S

No comments:

Post a Comment