Kali ini saya akan mencoba berbagi bagaimana memotret sebuah ekspresi di panggung. Banyak yang mungkin sudah pembaca lihat trik dan tips bagaimana memotret pertunjukan panggung. Mulai memanfaatkan tata cahaya yang ada, aksi para artis pengisi, dan berbagai alat-alat yang justru menjadi daya tarik sendiri dalam sebuah pertunjukan panggung. Untuk tulisan ini saya berbicara di sebuah panggung musik. Kadang jika kita memotret sebuah panggung (kebanyakan) adalah lebih mengutamakan isi panggung itu sendiri, dan kurang memperhatikan ekspresi dari artis pengisi di panggung tersebut. Ya, sebuah ekspresi. Padahal ekspresi adalah sebuah gambaran dan ungkapan dari si artis tersebut diatas panggung. Dan justru ekspresi tersebut bisa menambah semangat tersendiri bagi yang melihatnya bahkan bisa dijadikan sebuah ikon bagi si artis. Contoh yang paling mudah dilihat adalah, bagaimana Santana jika sedang memetik gitar selalu ada ekspresi memejamkan mata sembari mendongak keatas. Dan itu bisa menggambarkan, betapa petikan gitar begitu menyatu dengan jiwanya sehingga Santana mengekspresikan dengan cara memejamkan mata. Nah ekspresi ini pun ternyata bisa menjadi sebuah kebiasaan tersendiri bagi si artis. Dan menjadi sesuatu yang khas ketika dirinya tampil diatas panggung. Betul, dan inilah beberapa ekspresi dari beberapa penyanyi yang berhasil saya potret.
Senandung merupakan sebuah ungkapan. Kala sedih dan gembira, biasanya orang akan bersenandung. Begitu juga dengan saya, akan tetap bersenandung lewat fotografi
Photo
Thursday, 29 January 2015
Sunday, 25 January 2015
Senandung Gulali dalam sebuah foto
Gulali. Manis. Khas. Mungkin saat tulisan ini dibuat, saya sedang bernostalgia. Bernostalgia dengan jajanan jaman dulu. Makanan ini mempunyai rasa yang manis. Terbuat dari gula pasir yang dipanaskan dalam sebuah wadah yang berbentuk silinder. Dulu saya sangat terkesan dengan cara pembuatan makanan ini. Kok bisa, gula pasir setelah diputar-putar diatas sebuah pemanas, tiba-tiba bisa menjadi berbentuk kapas. Lalu Abang penjualnya dengan sigap akan segera "menggulung" kapas-kapas tersebut dalam sebatang lidi. Dan biasanya makanan ini dijual di sekolah dasar penulis jaman dulu. "Kapas-kapas" yang terasa manis ini akan segera habis dimulut dengan menyisakan sisa-sisa agak lengket di sekitar bibir. Hmmm...nyamiiiiiiiii.......
Dan tak disangka, saya menemukan penjaja gulali ini. Gila. Saya pikir sudah tidak ada pedagang makanan ini. Mengingat, saya selalu melihat gulali yang sudah dibungkus rapi dalam plastik lalu dijajakan tanpa membawa panci silinder yang khas itu. Asli, saya pikir ini makanan sudah termasuk jajanan langka !. Tapi bersyukurlah, saya bisa menemukan kembali. Yang saya salut selain makanan ini mempunyai rasa khas, juga cara membuat makanan ini. Prosesnya.
Monday, 19 January 2015
Memotret Makro (Bunga) dengan Lensa Jadul
Memotret makro. Ada beberapa fotografer yang mengatakan bahwa memotret makro adalah memotret suatu subyek tanpa komposisi. Memotret makro adalah yang penting benda (subyek) kecil bisa jadi besar. Memotret makro diperlukan lensa khusus. Kesemuanya saya katakan ada benarnya. Walaupun pada kenyataannya banyak juga fotografer yang memotret makro memikirkan komposisi. Dan masih banyak juga fotografer yang memotret makro menggunakan lensa apa adanya, namun hasilnya juga bagus. Pernah suatu ketika saat saya sedang mengajar kelas fotografi, ketika ditunjukan beberapa hasil karya saya, pertanyaan mereka selalu dengan "Ini motretnya pakai lensa khusus makro ya ?" atau "Waah...ini sih lensa nya bagus !". Saya patahkan kedua pendapat
Wednesday, 14 January 2015
Teknik Sederhana Memotret Ray Of Light (ROL)
Tulisan saya ini pernah dimuat di majalah CHIP Foto Video edisi Juli 2013. Walaupun sudah lama, tapi sengaja saya masukkan ke blog ini dengan harapan semoga para pembaca, terutama yang baru belajar fotografi bisa mengerti teknik memotret Ray of Light. Selamat Mencoba.
Mengejar Ray
of Light Alami
Membuat foto dengan tekhnik Ray Of
Light atau ROL, bagi sebagian orang
mungkin begitu mudah. Mudah
disini dapat diartikan bahwa teknik
atau efek ROL tersebut bisa didapat
pertama melalui percobaan berkalikali
lalu akhirnya menemukan
cara yang tepat dalam memotret
ROL sehingga mengatakan mudah
dan yang kedua dengan bantuan
software.
Nah untuk yang pilihan kedua
mungkin adalah hal yang paling sering
dilakukan. Tidak ada yang salah memang
jika pembaca memilih hal yang kedua.
Namun jika pembaca melakukan hal yang
pertama, maka kepuasan untuk
“menaklukan” sebuah efek cahaya sangat
berperan besar untuk melakukan
pemotretan efek ini lebih baik dimasa
mendatang atau bahkan bisa berkreasi
dengan efek tersebut sehingga menciptakan
ide tersendiri. Tulisan ini akan sedikit
membahas tentang cara membuat foto Ray
Of Light dengan kemampuan kita sendiri,
dalam artian kita mencoba kemampuan kita
dalam teknik memotret yang kita punyai
dan tentu saja ditambah dengan sebuah rasa.
Saturday, 10 January 2015
Jakarta Sore Ini, 10 Januari
Jakarta Sore ini indah. Seandainya saya punya ilmu bisa menggandakan diri. Saya akan "mengutus" diri saya yang lain tersebut untuk bisa memotret di seluruh penjuru Jakarta hari ini. Jakarta (kembali) indah sore ini. Dan saya abadikan keindahan sore ini diatas sebuah gedung perkantoran wilayah Jakarta Timur. Menggunakan dua buah kamera dan akhirnya harus "berkorban" dengan patahnya tripod. Saya cukup puas dengan hunting yang saya lakukan sore ini. Selamat menikmati.
Foto & Teks : Farid S
Senandung FOTO SUNSET ( Indahnya Jakarta )
Jakarta, 10 Januari 2015
Foto & Teks : Farid S
Baca Juga :
Senandung FOTO SUNSET ( Indahnya Jakarta )
Wednesday, 7 January 2015
Senandung Senyum Kecil
Saya suka senyum-senyum sendiri jika melihat tulisan lucu (yang kadang mengandung kebenaran) dibelakang bak truk, motor, mobil, angkutan transportasi bahkan ditembok. Buat saya pribadi, apa yang mereka tuliskan itu adalah sebuah ungkapan, sebuah emosi, sekaligus sebuah ajakan. Tulisan yang melekat dipikiran saya adalah yang dibelakang bak truk (sayang, saya tidak pernah memotret langsung) "Pulang Malu, Gak Pulang Rindu" dan "Pergi Karena Kerja, Pulang Karena Cinta". Itu semua kadang membuat saya senyum sendiri. Pembaca pasti sering melihat tulisan-tulisan seperti itu, entah dimana. Untuk tulisan kali ini, saya mencoba berbagi beberapa foto yang berisi tulisan-tulisan sejenis. Dan semoga foto-foto ini bisa mengingatkan untuk saya pribadi, bahwa mengungkapkan sebuah perasaan bisa dilakukan siapa saja lewat berbagai cara. Namun alangkah baiknya bila ungkapan perasaan tersebut bisa membuat orang terinspirasi bahkan memahami arti apa yang kita ungkapkan.
Seorang pemulung yang sedang tertidur mungkin karena kelelahan setelah seharian bekerja mencari nafkah. Tertidur didalam gerobak yang menjadi alat pencari nafkahnya. Yang membuat saya tertarik adalah tulisan pada gerobak tersebut. Derita Tiada Akhir.
Derita Tiada Akhir - Jaka Kelana
Seorang pemulung yang sedang tertidur mungkin karena kelelahan setelah seharian bekerja mencari nafkah. Tertidur didalam gerobak yang menjadi alat pencari nafkahnya. Yang membuat saya tertarik adalah tulisan pada gerobak tersebut. Derita Tiada Akhir.
Ojek Syariah
Hampir setiap hari saya melalui jalan KH. Abdullah Syafei. Dan selalu bertanya-tanya dalam hati, tentang plang yang bertuliskan "OJEK SYARIAH", apa ya artinya ?
Dan pertanyaan tersebut akhirnya terjawab ketika saya menanyakan hal tersebut kepada salah satu tukang ojek yang memang bertugas disitu. Jawabannya adalah "Ini cuma sekedar nama aja Mas, banyak sih yang menanyakan arti sebenarnya" tukang ojek tersebut menerangkan sembari tersenyum.
Daftar Absen Ojek Syariah
Nah..setelah saya tahu jawabannya, saya melihat "DAFTAR ABSEN" di pos yang dijadikan tempat istirahat para tukang ojek tersebut. Hebat, tukang ojek aja punya daftar absen, saya sendiri aja gak pernah absen jika masuk kantor, Yang lebih menarik lagi adalah beberapa catatan dibawah daftar absen tersebut. Poin 5 berisi : Jangan NGEBUT !! Keluarga Menunggu dirumah, Karena Risky (rejeki) SUDAH DIATUR oleh Allah SWT.
Poin 6 berisi : Jangan PELIT-PELIT, JADI MISKIN tidak MUNGKIN, karena Allah SWT yang JAMIN.
Tempat Kumpul
Tempat ini hampir luput dari penglihatan saya. Seandainya anak saya tidak memberitahu kalau ada tulisan tersebut, saya tidak akan pernah tahu tempat itu. Dan saya abadikan tempat yang memang menjadi ajang kumpul tukang ojek, supir untuk sekedar istirahat melepas lelah sembari bermain catur dan ngobrol mencurahkan hati masing-masing kepada temannya. "Ini tempat kita pada curhat dengan permasalahan masing-masing Mas, ya dengan berbagai obrolan antar teman siapa tahu bisa memecahkan masalah yang sedang terjadi" tutur salah seorang yang memang biasa ikut kumpul disitu.
Korban Perasaan
Sebuah gerobak pemulung yang sudah terisi penuh dengan berbagai barang siap dijual. Dan didepannya ada sebuah boneka yang sepertinya sengaja disangkutkan oleh pemiliknya, boneka berkepala plontos dan dibajunya ditulis dengan tulisan tangan "Tragedi 2014 Korban Perasaan". Saya hanya bisa menduga, mungkin pemilik gerobak ini "telah" mengalami hal yang menyedihkan dalam hidupnya ditahun 2014. (sama deh, saya juga mengalami korban perasaan kok di tahun 2014..ha..ha..ha....curcol).
Monas
Sebuah topi teronggok di trotoar jalan Thamrin. Saat itu memang sedang ada peringatan May Day. Namun saya tidak habis pikir, betapa hebatnya yang menulis di topi tersebut. Tak terpikirkan dibenak saya, setahu saya MONAS itu kepanjangannya adalah Monumen Nasional, namun ditulis menjadi MONAS, MOGOK NASIONAL.
Subur
Foto ini saya abadikan ketika peringatan May Day. Yang memang kala itu, Eyang Subur sedang ngetop2nya.
Tips ketika memotret seperti momen diatas adalah, jangan pernah sungkan kita bertanya sebelum memotret. Karena dengan bertanya, setidaknya selain ada informasi yang jelas, kita juga bisa belajar menghargai keterlibatan orang-orang yang ada disekitar. Pendekatan komunikasi itu sangat penting dalam memotret. (lihat foto Ojek Syariah dan Tempat Kumpul).
Semoga berkenan
Teks & Foto : Farid S
Monday, 5 January 2015
Senandung FOTO SUNSET ( Indahnya Jakarta )
Selamat Taun Baru 2015...Semoga di tahun baru ini, apa yang pembaca dan pengunjung setia blog ini inginkan bisa tercapai. Sejujurnya sudah lama sekali saya tidak menulis dalam blog ini. Bukan karena sibuk atau sudah tidak ada bahan untuk ditulis. Tapi selama kurun waktu tahun 2014, begitu banyak kejadian yang "harus" saya lalui. Kejadian yang menguras tenaga dan pikiran (karena berhubungan dengan suasana hati)...lho..kok jadi curhat. Entah ini suatu janji atau bukan, Insya Allah saya akan mulai aktif kembali menulis di blog ini dengan berbagai tips dan trik dalam memotret. Dan saya awali blog di tahun 2015 ini dengan keindahan Jakarta dalam suasana sunset. Sunset buat saya mempunyai arti tersendiri. Berbagai warna dalam sunset kadang muncul tak terduga. Ada jingga, lembayung, ungu, kuning hangat, merah dan sebagainya. Memotret sunset sebenarnya juga mudah. Yang susah itu mungkin NIAT memotret. Saya pribadi, selalu membawa kamera dalam tas saya sehari-hari setiap berangkat kerja. Entah dipakai entah tidak (tapi lebih banyak dipakai), saya selalu menyiapkan kamera saya. Mungkin itu tips pertama. Jakarta selalu dikenal dengan kota yang padat, kesemerawutan, macet, deru kendaraan dan hal lainnnya yang bahkan bisa membuat stress sendiri. Namun Jakarta juga mempunyai banyak hal yang indah. Salah satunya adalah foto sunset. Dalam foto ini saya memotret di beberapa lokasi di sekitar wilayah Jakarta.
Jembatan Flyover Kampung Melayu
Mungkin pembaca sering lewat jembatan flyover Kampung Melayu ? Memang ini termasuk jalur padat, tapi jika sore, arah dari Cipinang ke Mal Ambasador terhitung lengang. Menyaksikan turunnya matahari disini juga menjadi keasyikan tersendiri sembari merekamnya dalam foto.
Jembatan Fly Over Kampung Melayu
Foto sunset memang selalu menarik diambil dalam berbagai arah, biasanya sinar matahari dengan langit menjulang yang dipenuhi awan menjadi point of interest.. Namun, memotret sunset dengan posisi agak sedikit turun dari jembatan, dengan menjadikan kendaraan yang melintas bisa menjadi foreground menarik.Belum lagi gedung-gedung yang "mengapit" matahari, tentu menjadikan foto menjadi kuat dalam bercerita.
Sekitar Jalan Matraman
Jalan Matraman pun juga mempunyai nuansa tersendiri bila ingin memotret sunset. Arah pandang kearah pusat kota yang berisi gedung-gedung megah, bisa menjadi moment foto yang indah.
Sekitar Jalan Matraman
Flyover Karet Jakarta Pusat
Di wilayah flyover Karet arah Tanah Abang, pemandangan sunset juga tak kalah menakjubkan. Dan lebih hebatnya lagi, memotret Sunrise diatas flyover ini juga tak kalah bagusnya. Banyak "ruang" kosong dengan nuansa lebih hangat ketika memotret sunrise
Flyover Jatibaru
Dan flyover Jatibaru juga bisa menjadi spot pilihan dalam memotret sunset di Jakarta. Arah pandang yang dijadikan background pun bisa beragam. Bisa ke arah barat (Gedung Mal Taman Anggrek) atau gedung-gedung yang berada di Jalan S.Parman. Namun dalam memotret diwilayah ini ada beberapa kendala, yaitu melintangnya kabel tiang sutet. Tapi bukan masalah besar, justru kabel-kabel ini bisa menjadi foreground tersendiri dalam foto.
Dan berikut beberapa tips dalam memotret sunset di wilayah Jakarta :
1. Pastikan cuaca cerah
2. Siapkan kamera
3. Atur jadwal tersendiri ( jam 16.30 WIB kalo bisa sudah dilokasi)
4. membawa Tripod sangat disarankan, karena memotret kondisi "Blue Hour" ketika senja benar-benar redup, bisa juga dilakukan.
5. Pastikan keamanan dan keselamatan anda ketika memotret. Jangan terlalu asyik dengan suasana, yang justru bisa melupakan keamanan dan keselamatan
6. Jangan pernah menenteng kamera dengan posisi di tangan yang searah jalur kendaraan ( karena jika anda lengah, bisa-bisa kamera anda bisa disambar orang)
7. Mengenai teknis memotret, gunakan eksposure yang menurut anda baik.
8. Selamat mencoba
Foto & Teks : Farid S
Baca Juga :
Subscribe to:
Posts (Atom)