Suasana Pagi di Brown Canyon Semarang |
Menyebut lokasi dengan sebutan Brwon Canyon, beberapa warga
Semarang ada yang tidak begitu
mengetahui. Tapi jika menyebut lokasi tempat galian pasir, mereka pasti akan
langsung menunjuk nama daerahnya. Ini
adalah lokasi penggalian resmi dan berijin dari pemerintah setempat. Berada di daerah
perbatasan antara Semarang dan Demak, lokasi ini sangat mudah ditemukan. Sekitar
40 menit dari Simpang Lima. Bisa menyewa kendaraan motor, mobil atau naik
angkot. Namun jika naik angkot, kita akan kesulitan untuk menuju ke lokasinya.
Karena memang tidak ada angkutan umum menuju lokasi ini. Ada dua lokasi
penggalian pasir. Satu di daerah Meteseh dan satu lagi di Rowosari. Namun
menurut informasi, penggalian yang di Desa Meteseh kabarnya sudah ditutup.
Tinggal yang di daerah Rowosari ini saja yang tersisa.
Menuju Rowosari, penulis
menggunakan kendaraan motor (terima kasih Mas Bowo, untuk pinjaman sepeda motor
klasiknya), dari arah Simpang Lima, lurus menuju daerah Pucang Gading. Melewati
dua jembatan di jalan utama, persis di jembatan kedua ada jalan yang kearah
kanan. Itu Pucang Gading atau Komplek Perumahan TVRI. Canyon-canyon yang berasal dari bukit yang di papas. |
Ikuti saja arah jalannya, atau bisa bertanya ke warga sekitar. Cuaca panas dan berdebu, beberapa truk terlihat hilir mudik melewati jalan mulus beraspal ini. Jalan mulus hanya beberapa kilometer saja jaraknya, karena jika sudah memasuki area Brown Canyon, jalan sudah berubah, berlubang dan berbatu. Dan yang paling terasa adalah udara yang berdebu. Jika musim kemarau, jangan ditanya kondisi debunya. Wilayah ini sebenarnya termasuk wilayah sejuk. Karena ketika sudah di lokasi, bukit-bukit mengelilingi wilayah ini.
Tanah Milik Pribadi
Dari jauh, tampak, undakan bukit yang sudah terpotong-potong
sudah terlihat. Ada tebing yang menjulang tinggi, ada tebing yang berbentuk
bulatan. Kita ketahui wilayah Semarang memang berkontur bukit. Dan pada jaman
dulunya, wilayah Brwon Canyon adalah sebuah bukit luas, dimana bukit-bukit itu
sebenarnya adalah milik beberapa penduduk setempat. Ketika wilayah ini
dijadikan daerah penggalian untuk pasir dan batu, maka pemilik-pemilik tanah
tersebut ada yang menjual tanahnya kepada pengembang ada yang tidak.
Pohon diatas, itu adalah dataran tanah sebenarnya saat jaman dulu |
Batu Lumpang
Memasuki wilayah proyek penggalian, bisa darimana saja. Bisa
dari arah tempat pembuangan sampah, atau kita menuju arah depan. Jika kita
masuk dari arah depan, maka kita akan disuguhi dengan pemandangan bukit-bukit
cadas. Lalu terlihat beberapa alat pengeruk (bekho) sedang meratakan beberapa
bukit. Dan jika masuk dari arah depan, jika kita teliti, ada satu bukit rendah,
namun diatasnya ada sebuah batu utuh, yang jika diperhatikan dari kejauhan,
seperti bentuk wajah manusia. Inilah yang di sebut sebagai Batu Lumpang. Ada
dua Batu Lumpang, yang satu Batu Lumpang Raja dan Batu Lumpang Ratu. Dan batu lumpang
yang terakhir disebutkan, adalah batu yang kita lihat paling depan.
Batu Lumpang, yang jika dari kejauhan seperti wajah manusia |
Memotret Di Brown Canyon
Memotret landscape, human interest, makro bunga liar adalah
hal yang bisa dilakukan jika kita berada dilokasi ini. Untuk memotret sebenarnya
sepanjang waktu bisa dilakukan. Maksudnya tidak harus menentukan apakah pagi,
siang atau sore.
Detil tebing akan terlihat jelas jika foto di siang hari dengan awan-awan yang menghiasi langit |
Karena dari waktu ke waktu, tebing-tebing disini akan “mengeluarkan” warna-warna tersendiri. Jika memang tahan dengan keadaan lokasi seperti udara yang berdebu, bisa saja pemotretan dilakukan sepanjang hari. Dan memang “best time” memotret di lokasi ini adalah ketika senja. Tapi penulis mencoba waktu lain, yaitu pagi dan siang hari ketika memotret. Mencoba memotret pagi hari, tentu saja sunrise serta menanti kemunculan sang mentari pagi.
Brown Canyon dengan mentari pagi |
Dan beberapa kegiatan pekerja, ternyata lebih banyak dilakukan pada pagi hari. Pekerjaan menggali pasir, tidak mengenal gender ! Karena baik lelaki atau perempuan bisa saja menjadi pengali pasir. Atau ada juga beberapa perempuan yang hanya mengayak pasir, dan memecah batu. Jangan takut kelaparan, karena di tengah lokasi ada warung makan dan juga tempat untuk minum kopi.
Seorang perempuan yang bekerja sebagai penggali pasir |
Selamat datang di Negeri Yang Indah, Indonesia dengan berbagai keragaman budaya dan alam yang ada.
Hal-Hal yang perlu diperhatikan
-
Jika memang ingin memotret di lokasi ini,
persiapkan fisik, yang tidak kuat dengan cuaca panas, lebih baik berpikir
ulang. Namun jika memang ingin memotret di paruh waktu saja, katakan memotret
di pagi hari saja atau senja saja, ya silahkan.
-
Gunakan baju lengan panjang
-
Gunakan masker
-
Pakai topi
-
Jangan pernah mengganti lensa di lokasi ini,
karena area yang penuh dengan debu
-
Gunakan lensa wide-tele
-
Jika sudah selesai pemotretan, ketika di
penginapan, segera mungkin bersihkan bagian luar kamera dan juga lensa dengan
lap basah.
Indonesia memiliki canyon yang indah, inilah Brown Canyon |
Foto dan Tulisan :
Farid S
Baca Juga :
No comments:
Post a Comment