Memotret dari atas gedung kini menjadi semakin popular. Merekam gedung-gedung sekitar terutama dimalam hari juga menjadi trend dikalangan fotografer. Bahkan terkadang ada yang berpose "gila" berselfie ria dipinggir pembatas atas gedung. Entah sambil tiduran, duduk, bahkan ada pula yang bergelantungan dengan hanya berpegang pada tembok pembatas..wuiih...(penulis tidak menyarankan untuk berfoto seperti ini...bahaya). Tulisan kali ini tidak membahas tentang selfie diatap gedung. Tapi membahas tips memotret pemandangan kota dari atas gedung.
Sebelumnya terima kasih buat Ditto Birawa, yang sudah mengundang penulis dan meminjamkan Nikon D600 nya. Di kota-kota besar, gedung pencakar langit biasanya menjadi simbol tersendiri. Simbol sebuah peradaban dan kemajuan. Berdiri megah menjulang keatas, seolah berkata "akulah yang tertinggi". Dan siapa yang tidak bangga jika kita sebagai manusia berada di tempat tertinggi ? Merekam pemandangan dari atap paling atas (roof) kita akan melihat hamparan rumah-rumah, gedung-gedung berpadu dengan langit serta awan bahkan jika malam hari pijar lampu dari berbagai arah bisa menambah pesona malam yang menakjubkan. Dan alangkah sayangnya, bila kesempatan seperti itu tidak kita abadikan lewat foto atau video.
|
Pemandangan Kota Jakarta saat menuju senja |
Bukan perkara mudah untuk bisa memotret dari atap sebuah gedung. Hal yang terpenting adalah tanya pada diri sendiri, apakah pembaca termasuk punya acrophobia (penyakit akan ketinggian) ? Karena walaupun disetiap gedung mempunyai standart keamanan tersendiri, namun sangat berbeda ketika berada diatap gedung dengan ketinggian yang lumayan dan suatu ketika anda harus melihat kearah bawah, nah disitu resikonya jika anda termasuk yang mempunyai acrophobia. Dipastikan anda tidak akan konsentrasi memotret, jangankan memotret, untuk sekedar melihat kearah bawah saja, anda sudah gemetar. Lalu berikutnya adalah masalah ijin memotret. Setiap kita ingin memotret di atap gedung tertentu haruslah memiliki ijin tersendiri. Apalagi bila tidak ada sama sekali dengan orang yang kita kenal di gedung tempat kita akan memotret. Tentu ijin ini bisa menjadi penghalang juga dalam memotret dari atap gedung. Alangkah baiknya, jika ada pembaca yang mungkin kenal dengan teman yang bekerja di gedung yang kita inginkan, atau minimal ada pembaca yang mempunyai hobi memotret dan kebetulan bekerja di gedung yang bisa digunakan untuk memotret dari atapnya. Tentunya ini bisa mempermudah juga.
Dan berikut beberapa persiapan yang harus kita lakukan sebelum memotret di atap gedung versi penulis, setelah mendapat ijin dari pihak gedung untuk memotret :
- Kamera full baterai berikut kartu memory yang cukup
- Lensa wide, syukur-syukur punya lensa super wide. Jika memang ingin lebih bervariasai dalam menghasilkan foto, tak ada salahnya juga membawa lensa tele
- Tripod yang kokoh, mengingat di atap gedung itu angin lumayan kencang
- Datang lebih awal, biar tahu kondisi
- Melakukan viewing (melihat-lihat keadaan) sekitar lokasi. Ini dilakukan biar kita bisa menentukan beberapa spot yang bagus untuk pemotretan nanti
- Setelah sekiranya mendapat spot yang bagus, kita bisa mempersiapkan kamera, lensa, tripod
- Jika saat memotret dengan beberapa teman, bertanyalah kepada mereka yang lebih berpengalaman atau lakukan sekedar diskusi kecil, mengenai apa-apa yang bisa membuat bagus dalam pemotretan dari atap gedung dan moment apa yang bisa menambah detil dalam pemotretan.
|
Mempersiapkan peralatan memotret. Tripod adalah pendukung penting untuk memotret malam hari |
|
Diskusi kecil dan saling tukar pikiran mengenai hal yang terbaik dalam memotret |
- Siap memotret, lakukan beberapa percobaan beberapa frame (istilahnya buang-buang frame) di tahap awal. Ini berguna juga untuk menentukan WB yang tepat, menghitung eksposure yang pas
- Memotret diatas gedung, sekali lagi bukan hanya pemandangan atau lampu-lampu yang berpijar, sambil menunggu suasana malam, matahari tenggelam pun bisa dijadikan sebagai pilihan. Maka dari itu datanglah lebih awal.
|
Memotret perubahan demi perubahan suasana. Matahari terbenam itu sangatlah cepat waktunya. |
- Ketika malam hampir tiba, bersiaplah menuju moment yang terbaik. Potretlah perubahan-perubahan yang terjadi. Mulai dari langit ke kuning-kuningan, lalu memerah, bahkan hingga redup nya sinar matahari yang akan memancarkan semburat jingga hingga sampai langit "memberikan" nuansa blue hour (setelah senja, biasanya ada waktu, dimana langit akan berubah menjadi biru agak gelap) sementara lampu-lampu dari kendaraan yang lalu lalang serta dari gedung-gedung lain akan terlihat jelas.
- Dalam memotret, gunakan eksposure yang sesuai. Jangan hanya terpaku pada satu eksposure saja. Kombinasikan antara diagframa (f;) dengan kecepatan shutter yang berbeda . Tapi untuk point ini terserah masing-masing selera. Di contoh foto yang penulis buat, penulis lebih sering menggunakan f; kecil, bahkan saat malam hari, f;22 dengan kecepatan shutter disesuaikan
- Jika dirasa satu spot sudah mendapat foto yang baik, tak ada salahnya kita berpindah ke spot yang lain. Ini biar kita bisa mendapat foto yang bervariasi.
- Merubah-rubah WB pun sepertinya patut dicoba, Tapi disarankan, bila kita sudah mendapat foto yang terbaik ya.
|
Merubah WB patut dicoba |
Demikian tips dari penulis untuk memotret suasana malam hari dari atap gedung. Dan dibawah ini beberapa hasil jepretan penulis. Selamat mencoba.
|
Menentukan spot terbaik di kondisi sebelum malam |
|
Spot yang hampir sama dengan foto diatas, namun beda kondisi |
|
Monas di Waktu malam |
|
Cityscape |
|
Penulis dengan beberapa teman saat hunting di roof |
Teks dan Foto :
Farid S
mantapp skali gan t4 motretnya..gmna caranya ya bisa naik k stu jga.?? ada kenalan gk..? boleh lah di ajak jg hehe..
ReplyDeleteoya kmrn motretnya pke filter atau gk..?
kemarin cuma hunting biasa aja. Nanti, mudah2an kalo ada acara lagi kita kasih kabar. Utk pemotretan diatas tidak menggunakan filter. Hanya proses di Photoshop saja. Terima kasih +Bugis traveler sudah mampir ke blog ini. Sukses selalu
DeleteMas Farid, apa di bulan desember nanti ada rencana foto monas dari rooftop lagi nih?? kalau boleh bisa ga saya ikutan, butuh spot bagus untuk tugas kuliah fotografi nih mas ^_^
ReplyDeleteSiang Mas Rezhawa, terima aksih sudah mampir di blog ini. Untuk bulan Desember ini, saya gak ada rencana motret dari Rooftop, karena ada workshop dengan komunitas foto, motret di daerah pedesaan. Makasih ya Mas, sukses selalu.
DeleteIni di gedung kementerian kelautan dan perikanan ya?
ReplyDeleteTerima kasih sudah mampir ke blog ini. Iya, betul. Sukses selalu dan salam jepret
ReplyDelete