UA-72643545-1

Photo

Tuesday, 5 May 2015

Senandung Kisah Fotografer Wisata di Monas Jakarta

fotografer wisata, kisah fotografer, foto langsung jadi
Mengunjungi tempat-tempat wisata yang ada di Indonesia tentu masing-masing orang mempunyai tujuan yang hampir sama. Melihat, menyaksikan sendiri keindahan, ikon atau lambang suatu daerah, benda-benda peninggalan yang mungkin menjadi ciri tersendiri, dan sebagainya. Dan kesemua itu mungkin tidak akan lengkap jika tidak adanya dokumentasi. Baik berupa video ataupun foto. Ada beberapa wisatawan yang memang sengaja membawa kamera, walau itu sekedar kamera kompak ataupun kamera handphone. Nah, bagaimana dengan mereka yang datang tidak mempersiapkan alat dokumentasi ? Berikut kisah tentang mereka para fotografer di tempat wisata. Yang siap mendokumentasikan kunjungan wisata anda lewat foto.


fotografer wisata, kisah fotografer, foto langsung jadi, Monas
Contoh Foto Langsung Jadi
Suatu sore di Tugu Monas


“Mas…mau di foto ? Langsung jadi !, buat kenang-kenangan” Sapa seorang pemuda kepada salah satu pengunjung, sembari menunjukan beberapa contoh cetakan foto yang digantung dalam plastik bening. “ Berapa harganya kalau foto ?” tanya pengunjung yang disapa Mas itu.  Pemuda tersebut menyebut harga (kisaran Rp. 20 ribu sampai Rp. 25 ribu. “Mahal, sepuluh Ribu boleh gak ? tawar sang pengunjung. “ Gak bisa Mas, itu sudah harga resmi, semua tukang foto disini memang segitu harganya” terang si pemuda. “ Gak jadi deh kalau begitu” jawab pengunjung sembari berlalu. Si Pemuda terlihat hanya tersenyum. Yah, begitulah mereka bekerja. Menawarkan kepada setiap pengunjung yang datang agar mau di foto. Jika harga yang diajukan diterima oleh pengunjung, maka pemotretan pun langsung terjadi dan langsung cetak ditempat.

fotografer wisata, kisah fotografer, foto langsung jadi, Monas
Menawarkan Foto Langsung Jadi


Spot pemotretan dengan latar belakang Tugu Monas pun bisa dipilih. Bahkan tiga sampai empat spot yang berbeda pun bisa dilakukan. Dan hasil yang dipilih boleh hanya satu yang dibayar. Tapi jika harga ditawar, seperti percakapan diatas, maka pemotretan pun batal.

fotografer wisata, kisah fotografer, foto langsung jadi, Monas
Dodi Effendi, salah satu fotografer di wisata Monas
Pemuda yang bernama Dodi Effendi dengan panggilan Topeng ini sudah menggeluti profesi sebagai fotografer tempat wisata Tugu Monas sudah empat tahun lebih. Berawal dari hanya sekedar jual layangan, ayah dengan satu anak ini, akhirnya tertarik untuk menerima tawaran sebagai fotografer keliling di Monas. Dengan berbekal kamera kompak dan dua tas berisi printer dan aki (untuk kelistrikan printer), ia berkeliling sekitar Tugu Monas untuk menawarkan jasa memotret. “ Sebelum saya terjun di profesi ini, saya belajar dulu Mas” tuturnya, ketika ditanya awalnya bisa memotret. Ada tempat khusus untuk pelatihan para calon fotografer tempat wisata menurutnya. Cara memotret, komposisi, setting kamera, mencetak hasil foto adalah hal-hal yang diajarkan dalam pelatihan tersebut.

fotografer wisata, kisah fotografer, foto langsung jadi, Monas
Berpose sesuai arahan fotografer

Topeng tidak sendiri, di kawasan wisata tersebut ada sekitar 32 fotografer resmi. Mereka bertugas sesuai dengan shift yang telah di tentukan. Shift pertama dari pagi hingga sore. Shift kedua dari sore hingga malam hari. Ada yang berpencar, ada yang bergerombol saat mereka menjalankan tugasnya. Dengan harga sekitar Rp.20.000,- sampai Rp. 25.000,-  (untuk berfoto, pengunjung akan mendapat satu lembar foto dengan ukuran sekitar 4R (12cmx13cm). Dari harga tersebut, menurut Topeng penghasilan bersih fotografer adalah Rp.5000,- per lembar. Sisanya untuk biaya sewa alat (kamera dan printer) dan biaya lain-lain.

fotografer wisata, kisah fotografer, foto langsung jadi, Monas
Printer Untuk mencetak, yang listriknya berasal dari aki kering

Dilokasi tersebut, fotografernya berkelompok. Ini lebih memudahkan mereka dalam menjaring calon costumer yang mau di foto. Satu kelompok berada di lokasi tertentu dan kelompok lain berada di lokasi yang lain namun masih dikawasan Monas. Selain itu, setiap kelompok mempunyai alat cetak masing-masing. Berbicara masalah alat mencetaknya, hanya sebuah printer yang disambung ke baterai kering sebagai tenaga listriknya. Lalu kertas foto yang sudah dipotong sesuai ukuran. Dan juga disiapkan plastik bening sebagai bungkus foto. Simpel. Betul, simpel dan tidak memerlukan waktu lama.

fotografer wisata, kisah fotografer, foto langsung jadi, Monas
Menunggu pengunjung yang akan di foto


fotografer wisata, kisah fotografer, foto langsung jadi, Monas
Mengambil hasil cetakan Foto.
Suka dan duka tentu dialami oleh Topeng dan rekan-rekan sesama fotografer tempat wisata.  Memotret pengunjung dalam jumlah banyak tentu adalah hal yang diharapkan. Apalagi jika pengunjung yang datang adalah sebuah group atau kelompok. Tentu saja dalam mencetak foto akan sesuai dengan jumlah orang dalam group tersebut. Dukanya, selain kadang ada pengunjung yang menawar jauh dibawah harga resmi, sepinya pengunjung yang datang ke kawasan tersebut juga menjadi kendala utama karena turunnya penghasilan mereka. “ Hari-hari libur biasanya kita panen, apalagi bila liburan sekolah” Jelas Topeng yang mengistilahkan penghasilan lumayan dengan kata panen. 

Buat Penulis, mereka adalah fotografer profesional. Kadang orang suka salah menyebut, jika mereka adalah fotografer amatir. Mereka menjual jasa keahlian mereka dalam memotret hingga mencetak sebagai hasil akhir. Tapi apapun sebutan untuk mereka, buat penulis mereka patut mendapat acungan jempol. Dan buat penulis, mereka layak disebut sebagai fotografer sesungguhnya. Karena di diri mereka ada sebuah usaha, ada kerja keras dan pantang menyerah dalam setiap memotret kliennya. Salut buat kalian para fotografer yang mencari nafkah di tempat wisata. Tetap semangat.

Proses memotret para fotografer wisata di Monas :

fotografer wisata, kisah fotografer, foto langsung jadi, Monas
Sebuah Proses dalam pemotretan di tempat wisata Monas

1. Menawarkan ke pengunjung untuk foto dengan harga yang berlaku
2. Jika pengunjung setuju dengan harga yang ditawarkan, fotografer tersebut siap memotret
3. Sebelum memotret, fotografer tersebut memberikan lokasi yang terbaik sebagai tempat memotret dengan background yang bagus dan yang tentunya sudah dipahami betul oleh si fotografer
4. Fotografer akan mengarahkan pose agar sesuai dengan background
5. Fotografer memotret jika pose dirasa sudah pas dengan mengambil beberapa frame
6. Fotografer akan memperlihatkan hasil foto kepada klien, jika memang dirasa kurang oleh klien, fotografer akan menawarkan untuk foto ulang kembali
7. Jika foto sudah sesuai dan dipilih oleh klien maka foto siap cetak. Hanya sekitar lima menit, maka hasil cetakan sudah bisa diambil sekaligus menyerahkan uang sesuai kesepakatan harga.


Foto dan Teks :

Farid S
Penulis adalah Kontributor untuk Majalah Chip Foto Video

1 comment: