Mulai bulan ini, penulis mencoba berbagi cerita tentang para fotografer yang penulis temui. Kisah dan perjuangan mereka dalam mendedikasikan waktunya untuk kemajuan fotografi di Indonesia. Pengalaman mereka dalam memotret sehingga menghasilkan karya yang patut dilihat dan ditiru oleh pembaca, terutama buat yang ingin belajar fotografi.
Profil pertama, penulis mulai dari Adhitiya Wibhawa. Pria dengan panggilan akrab Adit ini, ditemui disebuah kafe bilangan Jakarta. Dia salah satu dari sekian banyak fotografer yang memotret untuk kepentingan lomba. Bukan sembarang lomba yang diikutinya. Tapi lomba foto on the spot. Motret dan langsung diserahkan saat itu juga untuk dinilai oleh juri. "Saya senang dengan setiap lomba foto yang diadakan, tapi lomba foto yang on the spot ya" tuturnya. Ketika ditanya lebih jauh, kenapa memilih lomba foto, ia menjelaskan bahwa kekurangan dirinya adalah tidak begitu bisa dalam hal edit di software. Makanya ia lebih mempercayai kemampuannya dalam memotret dengan teknik yang ia punya. Mengenal fotografi dari sepupunya, ia banyak belajar dengan mengikuti berbagai hunting yang diadakan dan juga sempat kursus fotografi di beberapa tempat di Jakarta. " Saya selalu ikut hunting foto yang diadakan dan saya tidak perduli dengan tema huntingnya, yang saya inginkan adalah saya hanya ingin mempraktekan dan mengasah teknik saya yang pernah saya pelajari" jelasnya. Awalnya ikut lomba foto pun sebenarnya dari workshop yang pernah ia ikuti. Pertama ikut lomba dan langsung menyabet juara pertama di tahun 2010. Dan itulah titik awal akhirnya berpikir untuk mencoba mengikuti lomba-lomba foto yang lain. Dan tekadnya untuk selalu mengikuti lomba foto on the spot ternyata berbuah manis.
Tahun 2011 juara lomba 21 kali, tahun 2012 juara lomba 23 kali, tahun 2013 juara lomba 13 kali dan tahun 2014 juara lomba 15 kali. Fantastis. Suatu prestasi yang bisa kita tiru. Tapi tahukah pembaca, bahwa dengan berbagai kemenangan yang ia raih, dirinya pernah terpuruk dan memutuskan untuk tidak memotret ?
" Betul, saya pernah terpuruk dalam artian kecewa dengan diri saya sendiri, bayangkan, saya meraih gelar juara foto begitu banyak, tapi saya tidak pernah menang lomba di ajang Canon Photo Marathon !" tuturunya berkisah. Padahal, ia melanjutkan, saya selalu ikut disetiap kota di lomba foto tersebut. dan itu setiap tahun saya ikuti. Gak pernah menang. Bahkan sewaktu di Medan peserta yang waktu itu sekitar 450 orang pun saya gak bisa menang. Disitu saya kecewa. Akhirnya ia memutuskan untuk tidak memotret. Melirik kamera pun tidak. Dan itu terjadi hampir tiga bulan lamanya. Sampai akhirnya, ketika di tahun 2013, dirinya berjalan-jalan di Kota Bandung dan kebetulan sedang diadakan Lomba Canon CFVd Fashion on Stage Photo Competition. Berbekal kamera sewaan saat itu, ia ikuti lomba tersebut. Dan hasilnya ? Juara Pertama ia raih. Dan sejak saat itu ia kembali mengikuti berbagai lomba foto on the spot yang diadakan. "Saya berpikir untuk bisa kembali dan ikut di setiap lomba (foto) yang diadakan, ternyata passion saya disini (lomba foto)" terangnya memberi alasan. Bukan satu hal yang mudah ketika dirinya memutuskan untuk kembali mengikuti ajang lomba foto, karena dirinya merasa ternyata memang belumlah seberapa dibanding yang lain. " Saya akhirnya menanamkan pemikiran dibenak saya, bahwa saya memang tidak ada apa-apanya dan disetiap lomba yang bakal saya ikuti, saya harus berpikir seperti itu, saya harus melupakan segala juara yang pernah saya raih, dan saya adalah nol ketika ada lomba foto berikutnya" terang lelaki penyuka traveling ini. Berkat pemikiran tersebut bulan Nopember 2014 lalu, akhirnya ia menjadi Juara Pertama sesi Satu di Canon Photo Marathon Competition XII yang diadakan di Singapura. Dengan peserta saat itu mencapai 2500 orang , ia berhasil "membayar" keterpurukan yang pernah ia alami. "Ini penghargaan tertinggi saya selama ikut lomba foto" tuturnya. Anda benar Dit, karena juara sejati adalah juara yang mampu mengalahkan emosi dirinya sendiri. Sukses terus Bro...
Karya Foto Adit yang meraih Juara Pertama di Canon Photo Marathon Singapore 2014, sesi I tema Above.
Dengan menggunakan teknik memotret multiexposure. Prosesnya adalah, ia memotret landscape dari ketinggian. Lalu di frame yang sama, dirinya memotret sebuah kapal kertas yang ia buat sendiri.
Tulisan Profil Adhitiya Wibhawa yang pernah saya tulis di Majalah Chip Foto Video edisi Januari 2015
Foto karya Adhit , Juara Harapan Tema I, Canon Photo Marathon di Jogjakarta tahun 2014
Foto karya Adhit, Juara 3 Lomba Foto ID-Photographer tahun 2010
Teks : Farid S
Penulis adalah Contributor Majalah Chip Foto Video
Memotret Makro (Bunga) dengan Lensa Jadul
Memotret Air Tumpah
Memotret Ekspresi di Panggung Musik
Senandung Foto Efek Rim Light (Tips Memotret Model )
Penulis adalah Contributor Majalah Chip Foto Video
Baca Juga :
Senandung Sisi Lain Cerita Anak Pinggir PantaiMemotret Makro (Bunga) dengan Lensa Jadul
Memotret Air Tumpah
Memotret Ekspresi di Panggung Musik
Senandung Foto Efek Rim Light (Tips Memotret Model )
No comments:
Post a Comment