Panggung Nyonya Nomor Satu |
Senandung merupakan sebuah ungkapan. Kala sedih dan gembira, biasanya orang akan bersenandung. Begitu juga dengan saya, akan tetap bersenandung lewat fotografi
Photo
Sunday, 29 November 2015
Pentas Nyonya Nomor Satu ( ada Rasa Papiko )
Monday, 2 November 2015
Memotret Orang/Profil Dengan Satu Lampu (Studio Sederhana)
Pada tulisan kali ini, penulis hanya ingin berbagi tips memotret dengan menggunakan satu lampu/flash. Tulisan ini sebenarnya hanya sebuah tips mudah dari pengalaman yang pernah penulis alami. Fotografi selamanya akan selalu bersentuhan dengan namanya cahaya. Baik cahaya alam ataupun cahaya buatan (artifisial). Asal kedua cahaya tersebut mempunyai karakter tersendiri. Buat penulis asal kedua cahaya tersebut akan terasa sulit bila kita tidak bisa membaca arah cahaya. Karena menurut penglihatan penulis, masih banyak beberapa fotografer pemula, dengan memasang mode A(pperture) pada kamera, lalu tinggal tekan shutter, hasil terang dan selesailah sudah "tugas" memotretnya !. Padahal bila dipahami benar, arah cahaya itu sangat penting dalam pemotretan. Sebenarnya tidak salah juga jika melakukan hal tersebut. Mengingat teknologi kamera makin berkembang sehingga memudahkan untuk melakukan sebuah pemotretan. Namun alangkah baiknya buat teman-teman fotografer yang masih belajar (saya juga masih belajar) untuk terus bisa meningkatkan keahlian dalam memotret.
Sunday, 25 October 2015
Kisah Pendorong Lori di Jakarta
Siang begitu terik. Suhu udara begitu panas saat itu. Disalah satu sudut kota Jakarta. Dibalik gedung dan beberapa pusat perbelanjaan. Ada satu wilayah yang menyimpan keunikan tersendiri dalam hal transportasi. Kampung Bandan tepatnya. Di wilayah yang padat penduduk ini, terdapat bentangan rel milik PT Kereta Api Indonesia yang sudah tidak terpakai. Rel yang menghubungkan antara Stasiun Tanjung Priok dan Stasiun Kota. Tidak ada yang tahu pasti, sejak kapan rel ini sudah tidak berfungsi. Ada yang mengatakan dari tahun 1995, ada pula yang mengatakan dari tahun 1998.
Wednesday, 23 September 2015
Kisah Seorang Pengrajin Bambu Dalam Sebuah Foto (Human Interest)
Lalu lalang kendaraan seperti tidak diperdulikan. Dirinya tetap asyik mengerjakan pekerjaannya. Memilah, memilih dan membelah beberapa batang bambu lalu dijadikan berbagai bentuk. Seperti siang itu, terlihat dia sedang membuat brongsong (alat pemetik buah). Lewat tangannya yang sudah keriput namun masih kuat, ia membelah beberapa batang bambu, lalu dipotong menjadi beberapa bagian tipis. Beberapa potongan tipis dihaluskan lalu dianyam dengan potongan bambu lain membentuk kerucut. Selesai, lalu bagian ujung terkecil ia ikat dengan tali sabut kemudian dikaitkan dengan
Saturday, 19 September 2015
Senandung Foto-Foto Splash, Droplets
Beberapa kumpulan foto-foto tentang droplets, splash. Kali ini tidak membicarakan masalah teknik memotretnya. Karena cara-cara memotret tentang air sudah pernah saya bahas di pos sebelumnya. Karena banyak sekali yang membaca tentang cara Memotret Air tumpah. Di pos tersebut hampir dua ribuan lebih yang membaca tentang trik memotret air tersebut. Belum lagi Memotret Buah Jatuh Ke Air juga menduduki ranking lumayan tinggi. Dan trik serta cara-cara Memotret Tetes Air Dengan Lensa Kit juga bisa dilihat dan dibaca. Bahkan sebelumnya penulis juga membahas cara memotret Tips Memotret (Kembali) Buah Dalam Air. Jadi sudah lumayan banyak penulis membahas cara memotret yang berkaitan dengan air. Dari berbagai bahasan tersebut, semuanya ada di topik Tutorial selain berisi tentang trik-trik memotret air, juga ada beberapa trik lain. Untuk kali penulis mencoba berbagi beberapa foto splash (cipratan) dan foto droplets (tetesan air) yang kesemua tekniknya hampir sama. Namun penulis coba merubah sedikit di backgroundnya. Semoga foto-foto ini bisa menjadi inspirasi buat para
Wednesday, 9 September 2015
Senandung Tips Memotret (kembali) Buah Dalam Air
Kali ini penulis akan berbagi mengenai tips memotret (kembali) buah dalam air. Seperti yang pernah penulis utarakan di beberapa tips sebelumnya seperti Memotret Air Tumpah dan Memotret Buah Jatuh Ke Air, tips kali ini tak jauh berbeda cara memotretnya, namun untuk buahnya, penulis ganti dengan cabai (lagi mahaaaaaal). Dan yang lebih berbeda lagi adalah bukan memotret efek cipratannya (splash), tapi lebih kepada bagaimana indahnya ketika sebuah benda jatuh kedalam air, dan didalam air itu menimbulkan efek gelembung-gelembung yang dramatis. Kunci memotret buah jatuh kedalam air adalah harus sabar. karena tidak semua jatuhnya buah menimbulkan efek sesuai dengan apa yang kita harapkan. Tapi, terkadang efek dari jatuhnya buah tersebut malah menghasilkan efek yang tidak terduga.
Berikut beberapa hal yang harus kita persiapkan sebelum memulai pemotretan buah ini :
Berikut beberapa hal yang harus kita persiapkan sebelum memulai pemotretan buah ini :
Wednesday, 2 September 2015
Senandung Mengenang Fotografer Julian Sihombing (Alm)
Saturday, 22 August 2015
Senandung Foto Kampung Pulo
Laju roda pembangunan terus berputar. Suka tidak suka, mau tidak mau, itu semua harus kita ikuti. Pembangunan itu dilakukan demi kepentingan bersama, bukan kepentingan segelintir orang. Bukan kepentingan orang yang berduit. Tapi memang pembangunan itu dilakukan untuk kita menjadi lebih baik. Untuk sebuah kenyamanan, ketertiban, bahkan taraf hidup. Walau pembangunan kadang menyisakan efek tersendiri. Pembangunan kadang meninggalkan cerita sedih. Cerita yang "terpaksa" harus terputus. Dan sepenggal cerita sedih itu terjadi di wilayah Kampung Pulo Jakarta pada 20 Agustus 2015. Wilayah yang harus terkena salah satu pembangunan dari sekian banyak pembangunan yang sedang bahkan akan berlangsung di negeri ini. Menjadi orang yang terusir bahkan diusir adalah hal yang tidak mengenakan. Seolah ada kekuatan besar yang tak terbendung antara si kuat dengan si lemah. Tapi dalam hal pembangunan mungkin tak ada si kuat dan si lemah. Yang ada hanya sebuah kepentingan yang memang untuk menuju lebih baik. Jalan menuju baik, kadang harus ada pengorbanan. Pengorbanan yang sifatnya bukan sekedar materi, kedudukan atau bahkan jabatan. Tapi lebih dari itu,
Tuesday, 18 August 2015
Senandung Foto Kemeriahan HUT Kemerdekaan RI yang ke 70
Sunday, 9 August 2015
Sehari Bersama Para Fotografer Lawas
Kami hanya ingin berbagi hari itu. Berbagi nostalgia kami saat dulu bersama teman sejawat, teman seperjuangan, berbagi cerita apa-apa yang dulu pernah kami lakukan yang mengundang decak kagum, mengundang kekonyolan,bahkan mengundang tawa.
Monday, 20 July 2015
Senandung Foto suasana Idul Fitri 1436 H
Lebaran telah berlalu. Kaum Muslim di seluruh dunia pun sudah merayakan hari kemenangan bagi umat Islam tersebut. Segala kegiatan baik yang menjelang dan sesudah lebaran pun seolah "tumpah" memenuhi segala keinginan hajat. Ada yang mudik, ada yang hanya di rumah, ada yang hanya mengunjungi saudara, kerabat, sahabat dan teman terdekat. Ada yang hanya tertunduk sedih karena tidak banyak yang bisa dilakukan ketika lebaran. Tapi penulis yakin, semua kebahagian itu terpencar dari para pembaca. Kebahagian bisa melewati bulan
Wednesday, 15 July 2015
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1 Syawal 1436 H
Senandung Fotografi Mengucapkan :
Mohon dimaafkan, atas segala kesalahan yang pernah penulis buat.
Mungkin juga ada yang pernah tersinggung dengan isi dari tulisan atau foto yang pernah
penulis buat.
Minal Aidzin Wal Faidzin
Mohon Maaf Lahir dan Batin
Wednesday, 10 June 2015
Senandung Tips Memotret Suasana Malam dari Atap Gedung (Foto Landscape)
Friday, 5 June 2015
Senandung Foto Perjalanan Ke Gunung Kidul Yogyakarta
Keindahan Laut Selatan dari Pantai Krakal |
Perjalanan penulis kali ini menuju ke Kota Yogyakarta. Sehari setelah menyelesaikan pemotretan model di kota ini. Penulis menyempatkan diri mampir ke daerah Gunung Kidul. Sebenarnya penulis sering kali ke kota Yogya. Namun baru kali ini niat untuk mampir ke Gunung Kidul tercapai. Pemandangan indah laut-laut yang ada di wilayah ini melalui internet dan info dari beberapa teman pun menjadi pemicu untuk menuju kedaerah ini. Diantar oleh seorang sahabat ( Makasih DJ Alit), penulis memulai perjalanan dengan menggunakan sepeda motor. Dalam benak penulis dengan menggunakan sepeda motor perjalanan akan begitu singkat (sesuai yang penulis baca di internet bahwa perjalanan dari dari Kota Yogyakarta menuju Gunung Kidul, hanya sekitar 2,5 jam, tapi ternyataaaaaaa........).
Sunday, 17 May 2015
Senandung Foto Jakarta Juga Punya Laut Indah
Kalau penulis sebut lokasi ini, mungkin pembaca sangat kenal dengan namanya. Atau bahkan mungkin pembaca pernah ada yang datang ke lokasi ini. Jika kita mau saja mengelilingi Kota Jakarta, sebenarnya banyak tempat yang indah untuk di jadikan sebagai tempat rekreasi berbiaya murah meriah. Bahkan berekreasi bersama keluarga sambil memancing dilaut, juga bisa dilakukan. Ternyata (belakangan diketahui), lokasi ini juga menjadi "surga"nya para pemancing untuk memancing ikan laut. Sore itu penulis mencoba menyusuri kawasan yang dipenuhi kapal-kapal penangkap ikan ini. Kawasan ini juga berisi pabrik pengolahan ikan dan udang. Bahkan 20 meter dari pintu gerbang utama, terdapat Tempat Pelalangan Ikan,
Friday, 15 May 2015
Senandung Foto Kisah Tukang Ojek Sepeda
Menuntun Sepeda |
Thursday, 7 May 2015
Senandung Trik Foto Tema Hujan
Musim saat ini sebenarnya sudah memasuki musim kemarau. Namun ternyata cuaca tidak bisa diprediksi. Kalau dulu, nama bulan yang berakhiran "ber" biasanya menjadi bahan acuan bahwa bulan tersebut adalah musimnya hujan. Sekarang ? Sepertinya tidak berlaku lagi. Mau bulan Maret, mau bulan April bahkan sekarang sudah memasuki bulan Mei, hujan masih tetap turun. Kalimat hujan kadang juga menjadi momok bagi orang Jakarta. Yang terpikirkan ketika mendengar kata "Hujan" pasti berpikir akan
Tuesday, 5 May 2015
Senandung Kisah Fotografer Wisata di Monas Jakarta
Mengunjungi tempat-tempat wisata yang ada di Indonesia tentu
masing-masing orang mempunyai tujuan yang hampir sama. Melihat, menyaksikan
sendiri keindahan, ikon atau lambang suatu daerah, benda-benda peninggalan yang
mungkin menjadi ciri tersendiri, dan sebagainya. Dan kesemua itu mungkin tidak
akan lengkap jika tidak adanya dokumentasi. Baik berupa video ataupun foto. Ada
beberapa wisatawan yang memang sengaja membawa kamera, walau itu sekedar kamera
kompak ataupun kamera handphone. Nah, bagaimana dengan mereka yang datang tidak
mempersiapkan alat dokumentasi ? Berikut kisah tentang mereka para fotografer
di tempat wisata. Yang siap mendokumentasikan kunjungan wisata anda lewat foto.
Contoh Foto Langsung Jadi |
Suatu sore di Tugu
Monas
Thursday, 30 April 2015
Senandung Profil Ditto Birawa
"Cita-cita aku ingin bikin sekolah foto yang kreatif. Dalam
arti industri kreatif. Bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri lewat
fotografi bagi anak didikku. Aku bahagia jika ada anak didikku bisa mandiri dan menciptakan
lapangan pekerjaan tersendiri bagi mereka atau bagi orang lain"
Aditya Tunggul Birawa, profil fotografer blog penulis kali ini. Lelaki yang lebih dikenal dengan nama Ditto Birawa ini bekerja sebagai seorang fotografer freelance. Namanya menjadi pembicaraan, ketika ia melakukan perjalanan keliling Indonesia menggunakan motor besar, melalui program Indonesian Exploride (2011) yang disponsori tempatnya bekerja sebagai fotografer freelance saat itu di Djarum Fundation. Lembaga yang membidangi masalah pangan, sandang, kebudayaan, olahraga dan juga seni.
Thursday, 23 April 2015
Senandung Kamera Analog (Mengenang)
Tiga tahun lalu, disaat ramai-ramainya orang berfotografi dengan kamera DSLR (sekarang makin ramai). Penulis sempat mengunjungi seorang sahabat lama yang berprofesi sebagai tukang service kamera analog. Agak sepi pengunjung. Sudah tidak seramai dulu ketika orang belum berpindah dari kamera analog ke digital."Sepi ya Ko" tanya penulis. "Iya nih, pada pindah ke digital (kamera) sekarang nih" jawabnya lesu. "Terus sekarang gimana ? tanya penulis kembali. "Ya jual kamera yang ada aja sama lensa-lensa manual" tuturnya.
Friday, 10 April 2015
Senandung Foto Sudut Kota Surabaya
Tiga jam sebelum melaksanakan pemotretan di Kota Surabaya, penulis mengisi waktu luang dengan menyusuri sudut kota Surabaya. Kota ini sebenarnya tak berbeda dengan Kota Jakarta. Sama-sama kota besar, padat, panas dan saat ini ditambah dengan kemacetan lalu lintas yang luar biasa. Semenjak dipimpin oleh Walikota Tri Rismaharini, kota ini berbenah cukup banyak. Penataan kota yang rapi serta lebih banyaknya fasilitas umum yang diperbaiki, seperti misalnya pembersihan sungai, pengadaan taman hijau, serta penataan perkampungan-perkampungan agar tidak tampak kumuh pun dilakukan.
Wednesday, 25 March 2015
Senandung Yulianus Ladung Si Fotografer Industrial
Yulianus Ladung |
Tuesday, 24 March 2015
Senandung Membingkai sebuah Foto
Membingkai sebuah foto. Maksudnya adalah bagaimana caranya agar orang yang melihat foto kita tertuju pada titik tertentu. Atau mengarahkan mata yang melihat foto kita hanya pada satu arah saja. Banyak materi seperti ini di internet. Mudah dilakukan. Tapi, terkadang saat memotret, suka hilang dalam ingatan (hayooo...ngaku). Bentuk bingkai dari foto itu sendiri sebenarnya bisa bermacam-macam. Pilar, pohon, daun, tembok, bahkan orang pun bisa dijadikan sebuah bingkai. Semua sebenarnya adalah "penghalang" penglihatan mata. Namun ditata sedemikian apiknya, sehingga tanpa disadari mata jadi tertuju pada subyek yang dimaksud. Bisa dikatakan, bahwa bingkai foto itu adalah sebuah foreground. Dan biasanya berada disisi/tepi dari sebuah foto. Tidak harus semua sisi terisi. Bisa bentuknya melingkar, kotak, setengah lingkaran, sobekan daun, garis lurus. Pokoknya bisa beraneka bentuk. Pada sebuah foto, foreground kadang menjadi
Thursday, 19 March 2015
Senandung Kenangan di Papua Barat
Kupu-Kupu |
Saturday, 14 March 2015
Senandung Foto Efek Rim Light (Tips Memotret Model )
Model : Isabel DBS Agency, Make Up/Hair do : Deny Hakim |
Tuesday, 10 March 2015
Dian Pramana Poetra Dalam Balutan Foto
Dian Pramana Poetra |
Panggung Java Jazz Festival Maret 2015, D1 Hall |
Tuesday, 3 March 2015
Memotret Tetes Air dengan lensa kits
Iseng sehabis deadline, gak ada kerjaan. Lirik gelas kosong. Sepertinya motret tetes air enak nih, pikir penulis dalam hati. Langsung deh, singkirin laptop sama monitor dimeja kerja. Bikin "studio" dadakan. Kebetulan di tas ada lampu flash, trigger flash.
Memotret tetes air diperlukan kesabaran tersendiri. Tetes demi tetes air yang jatuh akan menimbulkan efek yang tak pernah terduga. Di trik kali ini penulis tidak menggunakan mesin penetes air khusus. Penulis hanya menyiapkan botol mineral dengan penutupnya. Penutup dilubangi kecil, lalu di belakang botol juga dilubangi. Jadi kalo hanya melubangi satu bagian saja, air tetap menetes tapi tidak terlalu cepat, bahkan sangat lamban. Dan berikut beberapa tips memotret tetesan air.
Water Drops |
Memotret tetes air diperlukan kesabaran tersendiri. Tetes demi tetes air yang jatuh akan menimbulkan efek yang tak pernah terduga. Di trik kali ini penulis tidak menggunakan mesin penetes air khusus. Penulis hanya menyiapkan botol mineral dengan penutupnya. Penutup dilubangi kecil, lalu di belakang botol juga dilubangi. Jadi kalo hanya melubangi satu bagian saja, air tetap menetes tapi tidak terlalu cepat, bahkan sangat lamban. Dan berikut beberapa tips memotret tetesan air.
Thursday, 26 February 2015
Senandung Memotret Dengan Kecepatan Rendah
Sebenarnya ini salah satu teknik dasar dalam memotret. Ingat dengan "makin lambat sebuah kecepatan/shutter/speed, maka semakin banyak cahaya yang akan terekam" ?. Kadang ada pertanyaan (terutama buat pemula, tapi banyak juga kok yang sudah lama memotret malah jarang menggunakan teknik ini), Bagaimana sih caranya memotret slow speed, saya udah sering (mempraktekan) tapi kok sering goyang, fotonya malah gak karuan. Demikian kira-kira pertanyaan yang sering penulis terima. Secara logika saja , pada kamera kecepatan lambat itu tentu rentan dengan guncangan dan gerakan, baik yang berasal dari kamera (saat menekan shutter atau tersenggol) dan juga dari moment yang sedang kita foto. Pahami itu dulu. Sebagai contoh, saat menekan shutter, kecepatan pada 1/60 tentu akan lebih terasa cepat diagframanya terbuka dibanding dengan 1/15 atau bahkan dibawah nilai tersebut, dimana diagframa terbukanya agak lama. Nah saat diagframa terbuka dengan shutter rendah, disitulah rentan dengan guncangan. Tapi justru banyak foto bagus-bagus dengan menggunakan teknik ini. Pembaca ( yang baru belajar motret) jangan berpikir seperti ini, ya terang aja tempatnya bagus atau hanya sekedar mengagumi saja foto tersebut tapi tidak pernah mencoba. Atau mencoba tapi nunggu hunting ramai-ramai, atau nunggu ke tempat seperti yang ada difoto yang dilihat. Kelamaan kalau begitu. Kita mulai foto dengan tekhnik seperti ini dari tempat terdekat kita bahkan di kamar sekalipun. Penulis mencoba berbagi foto dengan menggunakan teknik seperti ini.
Tuesday, 24 February 2015
Senandung Memotret Wayang Orang (Tips dan Trik)
Wayang orang adalah sebuah seni pertunjukan, yang bisa dimainkan dimana saja. Baik ditempat terbuka atau tertutup dengan bentuk panggung atau tempat biasa. Dan disetiap tempat tersebut akan mempunyai cahaya yang berbeda-beda pastinya. Tapi jujur saja, penulis sempat mengalami kesulitan tersendiri dalam memotret wayang orang. Bukan masalah teknis memotret, tapi dasar memotret wayang orang itu ternyata kita harus (minimal) mengetahui cerita yang akan dibawakan. Dengan kita tahu sebelumnya tentang sebuah cerita, kita bisa tahu, apa-apa adegan yang bakal ditampilkan. Walau sebenarnya itu belumlah cukup. Tapi syarat bisa memotret wayang orang adalah, sering-seringlah memotret wayang disetiap ada pertunjukan tersebut. Itu syaratnya. Dan ketika memotret wayang orang ini, penulis hanya berbekal sedikit sekali tentang masalah perwayangan.Itupun didapat dari almarhum Bapak saya sendiri dan duluuuu sekali. (Makasih Mbah Atung untuk semua ilmu yang sudah diberikan ke saya). Tapi penulis mencoba berbagi untuk pemotretan kali ini. Pemotretan dilakukan di Wayang Bharata Purwa Jakarta, dengan lakon saat itu Gatotkaca Lahir. Penulis tidak membahas banyak tentang isi cerita dari lakon tersebut dan tidak menampilkan semua foto babak demi babak selama pertunjukan (Wayang Orang biasanya terdiri dari enam babak bahkan lebih).
Seperti halnya dengan pertunjukan-pertunjukan lain, pertunjukan biasanya ada prolog (pembukaan). Dan prolog di wayang orang ini bisa juga menggambarkan suatu kejadian yang justru berkaitan antara babak yang satu ke babak berikutnya. Babak pembuka akan diisi dengan bunyi dan tetabuhan gamelan serta suara pesinden dan diikuti pada penggung suasana dengan background yang menggambarkan awal cerita dimulai, bisa berupa kerajaan, hutan, gunung, dll. Penulis di babak awal ini masih terdiam dan masih mencoba
Rapat Para Raksasa dalam babak pertama dari cerita Gatotkaca Lahir. f;5,6 1/30 ISO 200 lensa 70-300mm |
Seperti halnya dengan pertunjukan-pertunjukan lain, pertunjukan biasanya ada prolog (pembukaan). Dan prolog di wayang orang ini bisa juga menggambarkan suatu kejadian yang justru berkaitan antara babak yang satu ke babak berikutnya. Babak pembuka akan diisi dengan bunyi dan tetabuhan gamelan serta suara pesinden dan diikuti pada penggung suasana dengan background yang menggambarkan awal cerita dimulai, bisa berupa kerajaan, hutan, gunung, dll. Penulis di babak awal ini masih terdiam dan masih mencoba
Mari Kita Nonton Wayang Orang
Marsam Mulyoatmodjo Ketua Paguyuban Wayang Orang Bharata Purwa Jakarta |
Wayang orang belumlah habis. Marsam Mulyoatmodjo adalah salah satu
saksi hidup, mulai masa jayanya wayang orang, runtuhnya, bahkan bangkitnya kembali wayang
orang. Pria yang juga pernah ikut jadi pemain ludruk dan ketoprak bercerita, di tahun 60 sampai 70an dulu di daerah Jawa ada ratusan
group wayang orang profesional. Tahun 1974 mulai group wayang berguguran satu persatu. Dan saat ini
untuk group yang profesional hanya tinggal Wayang Bharata Purwa di Jakarta,
Pandowo di Semarang dan Sriwedari di Solo. Profesional disini maksudnya adalah mempunyai panggung sendiri dan rutin mengadakan pertunjukan. Pernah mengalami masa sulit yaitu sewaktu masa reformasi 1998. Karena keadaan saat itu terjadi suhu politik yang memanas. Sehingga penonton yang datang untuk menonton pertunjukan tidak banyak . "Tapi kita tidak mengenal paceklik. Mau yang nonton hanya
dua orang, kami tidak perduli, pertunjukan tetap harus berjalan" jelas lelaki yang termasuk pemain senior selain Ki Slamet dan Aris Mukadi. Di era sekarang, wayang orang rupanya mulai eksis kembali, sebagai contoh di Jakarta ini, ternyata sekarang banyak group-group amatir wayang orang. Dimana mereka sering berlatih entah untuk manggung atau sekedar berlatih.
Sunday, 22 February 2015
Senandung Cerita Foto Wayang Orang Bharata #Backstage
Gedung Wayang Orang Bharata Purwa di Jalan Kalilio Senen Jakarta Pusat |
Friday, 20 February 2015
Senandung Sisi Lain Cerita Anak Pinggir Pantai
Suasana Pagi di Teluk Penyu. Exposure kamera pada f;5,6 1/40 ISO 200 |
Memandang laut lepas, tak hentinya berdecak kagum. Penuh ragam jika memandang kedepan. Penuh warna dari sudut sinar cahaya. Dan mata sepertinya tak henti memandang sekeliling. Begitu Maha nya Sang Pencipta.
Terbentang sebuah gambaran hidup dari tepi laut. Hidup yang penuh tantangan, hidup yang memang harus dijalani sekeras apapun. Dan mereka para penduduk tepi pantai mengenal betul betapa kerasnya hidup. Pergi melaut, menjala ikan, kemudian kembali lagi ke daratan untuk menjual hasil tangkapan, semua dilakukan hampir tiap hari. Cuaca bagus dan musim ikan adalah sesuatu yang membahagiakan mereka. Dengan hasil tangkapan yang banyak, setidaknya para nelayan tersebut bisa mencukupi kebutuhan keluarganya. Tapi bila cuaca buruk, mereka juga kadang tetap harus pergi melaut. Semua dilakukan demi keluarga walau harus bertaruh nyawa. Itu sepenggal cerita dari kehidupan mereka yang memang mengandalkan laut sebagai tempat mencari nafkahnya. Dibalik semua itu, mereka sebenarnya juga ingin punya kehidupan yang lebih baik, terutama untuk anak-anak mereka. Anak-anak yang memang butuh makan, anak-anak yang memang harus sekolah serta anak-anak yang memang harus menikmati "dunianya" anak-anak sebagaimana mestinya. Kehidupan anak-anak di tepi pantai penuh kegembiraan dan permainan. Mereka begitu menikmati dunianya. dunia laut. Bukan seperti anak-anak kota yang sudah terpapar permainan gadget, televisi, game console. Bukan seperti anak-anak kota yang tiap minggu harus ke mal atau ke tempat permainan yang lebih "bergengsi". Anak-anak laut bukan tak ingin seperti itu, mereka juga ingin, bahkan sangat ingin. Saat penulis berada di pantai ini, penulis sempat bertanya kepada salah satu anak yang sedang bermain. "Kamu sudah pernah ke Jakarta ?". Dijawab, belum. "Kalau kamu ke Jakarta, inginnya kemana ?". Jawabannya singkat, tapi bikin hati agak miris. "Aku pengin lihat Monas". Keinginan yang tak begitu muluk. Seperti kehidupan mereka sehari yang memang tak terlalu muluk-muluk. Sehabis pulang sekolah, mereka biasanya akan menuju pantai bersama teman-teman. Atau yang sekolahnya berangkat siang, mereka sempatkan untuk membantu ayah mereka sekedar membawakan hasil tangkapan .
Wednesday, 18 February 2015
Senandung Profil Adhitiya Wibhawa
Sang Jawara Lomba Foto yang Pernah Terpuruk
Mulai bulan ini, penulis mencoba berbagi cerita tentang para fotografer yang penulis temui. Kisah dan perjuangan mereka dalam mendedikasikan waktunya untuk kemajuan fotografi di Indonesia. Pengalaman mereka dalam memotret sehingga menghasilkan karya yang patut dilihat dan ditiru oleh pembaca, terutama buat yang ingin belajar fotografi.
Profil pertama, penulis mulai dari Adhitiya Wibhawa. Pria dengan panggilan akrab Adit ini, ditemui disebuah kafe bilangan Jakarta. Dia salah satu dari sekian banyak fotografer yang memotret untuk kepentingan lomba. Bukan sembarang lomba yang diikutinya. Tapi lomba foto on the spot. Motret dan langsung diserahkan saat itu juga untuk dinilai oleh juri. "Saya senang dengan setiap lomba foto yang diadakan, tapi lomba foto yang on the spot ya" tuturnya. Ketika ditanya lebih jauh, kenapa memilih lomba foto, ia menjelaskan bahwa kekurangan dirinya adalah tidak begitu bisa dalam hal edit di software. Makanya ia lebih mempercayai kemampuannya dalam memotret dengan teknik yang ia punya. Mengenal fotografi dari sepupunya, ia banyak belajar dengan mengikuti berbagai hunting yang diadakan dan juga sempat kursus fotografi di beberapa tempat di Jakarta. " Saya selalu ikut hunting foto yang diadakan dan saya tidak perduli dengan tema huntingnya, yang saya inginkan adalah saya hanya ingin mempraktekan dan mengasah teknik saya yang pernah saya pelajari" jelasnya. Awalnya ikut lomba foto pun sebenarnya dari workshop yang pernah ia ikuti. Pertama ikut lomba dan langsung menyabet juara pertama di tahun 2010. Dan itulah titik awal akhirnya berpikir untuk mencoba mengikuti lomba-lomba foto yang lain. Dan tekadnya untuk selalu mengikuti lomba foto on the spot ternyata berbuah manis.
Mulai bulan ini, penulis mencoba berbagi cerita tentang para fotografer yang penulis temui. Kisah dan perjuangan mereka dalam mendedikasikan waktunya untuk kemajuan fotografi di Indonesia. Pengalaman mereka dalam memotret sehingga menghasilkan karya yang patut dilihat dan ditiru oleh pembaca, terutama buat yang ingin belajar fotografi.
Profil pertama, penulis mulai dari Adhitiya Wibhawa. Pria dengan panggilan akrab Adit ini, ditemui disebuah kafe bilangan Jakarta. Dia salah satu dari sekian banyak fotografer yang memotret untuk kepentingan lomba. Bukan sembarang lomba yang diikutinya. Tapi lomba foto on the spot. Motret dan langsung diserahkan saat itu juga untuk dinilai oleh juri. "Saya senang dengan setiap lomba foto yang diadakan, tapi lomba foto yang on the spot ya" tuturnya. Ketika ditanya lebih jauh, kenapa memilih lomba foto, ia menjelaskan bahwa kekurangan dirinya adalah tidak begitu bisa dalam hal edit di software. Makanya ia lebih mempercayai kemampuannya dalam memotret dengan teknik yang ia punya. Mengenal fotografi dari sepupunya, ia banyak belajar dengan mengikuti berbagai hunting yang diadakan dan juga sempat kursus fotografi di beberapa tempat di Jakarta. " Saya selalu ikut hunting foto yang diadakan dan saya tidak perduli dengan tema huntingnya, yang saya inginkan adalah saya hanya ingin mempraktekan dan mengasah teknik saya yang pernah saya pelajari" jelasnya. Awalnya ikut lomba foto pun sebenarnya dari workshop yang pernah ia ikuti. Pertama ikut lomba dan langsung menyabet juara pertama di tahun 2010. Dan itulah titik awal akhirnya berpikir untuk mencoba mengikuti lomba-lomba foto yang lain. Dan tekadnya untuk selalu mengikuti lomba foto on the spot ternyata berbuah manis.
Tuesday, 17 February 2015
Senandung Foto Terakik-akik (baca Demam Batu Akik)
Demam Batu Akik
Harus diakui, dari hari ke hari, demam batu akik sepertinya tidak pernah surut. Malah semakin "menggila". Entah sudah berapa milyar perputaran uang yang beredar di bisnis batu akik. Semua sekarang jadi pintar berbicara batu akik. Entah dari jenisnya, entah harganya, entah cara menggosoknya, entah cara menentukan batu itu asli apa tidak. Bisnis batu akik pastinya kian menggeliat saja di tahun 2015. Penulis juga kadang tertawa sendiri, bila mengingat beberapa teman atau sahabat yang dulu sangat sangat jauh dari batu akik, sekarang begitu gamblang dan begitu fasihnya berbicara mengenai batu akik. Bahkan ada seorang sahabat yang sebenarnya adalah seorang musisi. Dulu kemana-mana kalau gak bawa gitar ya biola. sekarang bawanya ya biola dan ....batu akik. Belum lagi seorang sahabat lama, dulu lebih fokus bekerja di ladang miliknya sendiri, bertanam lada dan kopi. Sekarang, disela-sela kesibukannya sebagai petani, malah buka pengasahan dan pemolesan batu akik.
Friday, 13 February 2015
Senandung Roda Kehidupan Penjahit Pinggir Jalan (Foto Human Interest)
Menyusuri jalanan Ibukota Jakarta selalu saja ada yang menarik perhatian penulis. Dan suatu hari, langkah kaki terhenti dipinggir jalan daerah Manggarai. Berjejer sekitar lima penjahit pinggir jalan dengan kesibukan masing-masing. Ada yang sedang menikmati kopi pagi, ada yang sedang mempersiapkan alat-alat kerja, bahkan sudah ada yang menerima order menjahit hari itu. Sementara tenda seadanya mereka pasang untuk sekedar terhindar dari terik matahari dan hujan. Wilayah ini memang terkenal dengan tempat mangkalnya para penjahit pinggir jalan. Dengan bermodal mesin jahit tua, lalu perlengkapan menjahit seperti benang beraneka warna, jarum, gunting, pisau, mereka "berjibaku" mengais rejeki dari keterampilan mereka menjahit. Salah satunya adalah Mbah Roni (76 tahun). Pria usia lanjut asal Kebumen Jawa Tengah ini pun mencoba mengadu nasib di hingar bingarnya Ibukota Jakarta. Mengawali kerja sebagai tenaga bangunan ketika pertama kali datang ke Jakarta, dan ketika usia terus merambat sementara tenaga sudah hampir "habis" membuat Mbah Roni banting setir menjadi seorang penjahit di tahun 80an. Semua ia lakukan demi untuk menyambung hidup keluarganya di kampung sana. " Saya sudah tua Mas, tenaga saya sudah kalah dengan yang muda-muda, kebetulan saya bisa menjahit sewaktu muda, jadi saya gunakan kebisaan saya ini (menjahit)" Mbah Roni mengawali pembicaraan sembari menyalakan rokoknya. Tak lama kemudian datang seorang pria menghampiri Mbah Roni.
Thursday, 29 January 2015
Memotret Ekspresi di Panggung Musik
Kali ini saya akan mencoba berbagi bagaimana memotret sebuah ekspresi di panggung. Banyak yang mungkin sudah pembaca lihat trik dan tips bagaimana memotret pertunjukan panggung. Mulai memanfaatkan tata cahaya yang ada, aksi para artis pengisi, dan berbagai alat-alat yang justru menjadi daya tarik sendiri dalam sebuah pertunjukan panggung. Untuk tulisan ini saya berbicara di sebuah panggung musik. Kadang jika kita memotret sebuah panggung (kebanyakan) adalah lebih mengutamakan isi panggung itu sendiri, dan kurang memperhatikan ekspresi dari artis pengisi di panggung tersebut. Ya, sebuah ekspresi. Padahal ekspresi adalah sebuah gambaran dan ungkapan dari si artis tersebut diatas panggung. Dan justru ekspresi tersebut bisa menambah semangat tersendiri bagi yang melihatnya bahkan bisa dijadikan sebuah ikon bagi si artis. Contoh yang paling mudah dilihat adalah, bagaimana Santana jika sedang memetik gitar selalu ada ekspresi memejamkan mata sembari mendongak keatas. Dan itu bisa menggambarkan, betapa petikan gitar begitu menyatu dengan jiwanya sehingga Santana mengekspresikan dengan cara memejamkan mata. Nah ekspresi ini pun ternyata bisa menjadi sebuah kebiasaan tersendiri bagi si artis. Dan menjadi sesuatu yang khas ketika dirinya tampil diatas panggung. Betul, dan inilah beberapa ekspresi dari beberapa penyanyi yang berhasil saya potret.
Sunday, 25 January 2015
Senandung Gulali dalam sebuah foto
Gulali. Manis. Khas. Mungkin saat tulisan ini dibuat, saya sedang bernostalgia. Bernostalgia dengan jajanan jaman dulu. Makanan ini mempunyai rasa yang manis. Terbuat dari gula pasir yang dipanaskan dalam sebuah wadah yang berbentuk silinder. Dulu saya sangat terkesan dengan cara pembuatan makanan ini. Kok bisa, gula pasir setelah diputar-putar diatas sebuah pemanas, tiba-tiba bisa menjadi berbentuk kapas. Lalu Abang penjualnya dengan sigap akan segera "menggulung" kapas-kapas tersebut dalam sebatang lidi. Dan biasanya makanan ini dijual di sekolah dasar penulis jaman dulu. "Kapas-kapas" yang terasa manis ini akan segera habis dimulut dengan menyisakan sisa-sisa agak lengket di sekitar bibir. Hmmm...nyamiiiiiiiii.......
Dan tak disangka, saya menemukan penjaja gulali ini. Gila. Saya pikir sudah tidak ada pedagang makanan ini. Mengingat, saya selalu melihat gulali yang sudah dibungkus rapi dalam plastik lalu dijajakan tanpa membawa panci silinder yang khas itu. Asli, saya pikir ini makanan sudah termasuk jajanan langka !. Tapi bersyukurlah, saya bisa menemukan kembali. Yang saya salut selain makanan ini mempunyai rasa khas, juga cara membuat makanan ini. Prosesnya.
Monday, 19 January 2015
Memotret Makro (Bunga) dengan Lensa Jadul
Memotret makro. Ada beberapa fotografer yang mengatakan bahwa memotret makro adalah memotret suatu subyek tanpa komposisi. Memotret makro adalah yang penting benda (subyek) kecil bisa jadi besar. Memotret makro diperlukan lensa khusus. Kesemuanya saya katakan ada benarnya. Walaupun pada kenyataannya banyak juga fotografer yang memotret makro memikirkan komposisi. Dan masih banyak juga fotografer yang memotret makro menggunakan lensa apa adanya, namun hasilnya juga bagus. Pernah suatu ketika saat saya sedang mengajar kelas fotografi, ketika ditunjukan beberapa hasil karya saya, pertanyaan mereka selalu dengan "Ini motretnya pakai lensa khusus makro ya ?" atau "Waah...ini sih lensa nya bagus !". Saya patahkan kedua pendapat
Wednesday, 14 January 2015
Teknik Sederhana Memotret Ray Of Light (ROL)
Tulisan saya ini pernah dimuat di majalah CHIP Foto Video edisi Juli 2013. Walaupun sudah lama, tapi sengaja saya masukkan ke blog ini dengan harapan semoga para pembaca, terutama yang baru belajar fotografi bisa mengerti teknik memotret Ray of Light. Selamat Mencoba.
Mengejar Ray
of Light Alami
Membuat foto dengan tekhnik Ray Of
Light atau ROL, bagi sebagian orang
mungkin begitu mudah. Mudah
disini dapat diartikan bahwa teknik
atau efek ROL tersebut bisa didapat
pertama melalui percobaan berkalikali
lalu akhirnya menemukan
cara yang tepat dalam memotret
ROL sehingga mengatakan mudah
dan yang kedua dengan bantuan
software.
Nah untuk yang pilihan kedua
mungkin adalah hal yang paling sering
dilakukan. Tidak ada yang salah memang
jika pembaca memilih hal yang kedua.
Namun jika pembaca melakukan hal yang
pertama, maka kepuasan untuk
“menaklukan” sebuah efek cahaya sangat
berperan besar untuk melakukan
pemotretan efek ini lebih baik dimasa
mendatang atau bahkan bisa berkreasi
dengan efek tersebut sehingga menciptakan
ide tersendiri. Tulisan ini akan sedikit
membahas tentang cara membuat foto Ray
Of Light dengan kemampuan kita sendiri,
dalam artian kita mencoba kemampuan kita
dalam teknik memotret yang kita punyai
dan tentu saja ditambah dengan sebuah rasa.
Saturday, 10 January 2015
Jakarta Sore Ini, 10 Januari
Jakarta Sore ini indah. Seandainya saya punya ilmu bisa menggandakan diri. Saya akan "mengutus" diri saya yang lain tersebut untuk bisa memotret di seluruh penjuru Jakarta hari ini. Jakarta (kembali) indah sore ini. Dan saya abadikan keindahan sore ini diatas sebuah gedung perkantoran wilayah Jakarta Timur. Menggunakan dua buah kamera dan akhirnya harus "berkorban" dengan patahnya tripod. Saya cukup puas dengan hunting yang saya lakukan sore ini. Selamat menikmati.
Foto & Teks : Farid S
Senandung FOTO SUNSET ( Indahnya Jakarta )
Jakarta, 10 Januari 2015
Foto & Teks : Farid S
Baca Juga :
Senandung FOTO SUNSET ( Indahnya Jakarta )
Wednesday, 7 January 2015
Senandung Senyum Kecil
Saya suka senyum-senyum sendiri jika melihat tulisan lucu (yang kadang mengandung kebenaran) dibelakang bak truk, motor, mobil, angkutan transportasi bahkan ditembok. Buat saya pribadi, apa yang mereka tuliskan itu adalah sebuah ungkapan, sebuah emosi, sekaligus sebuah ajakan. Tulisan yang melekat dipikiran saya adalah yang dibelakang bak truk (sayang, saya tidak pernah memotret langsung) "Pulang Malu, Gak Pulang Rindu" dan "Pergi Karena Kerja, Pulang Karena Cinta". Itu semua kadang membuat saya senyum sendiri. Pembaca pasti sering melihat tulisan-tulisan seperti itu, entah dimana. Untuk tulisan kali ini, saya mencoba berbagi beberapa foto yang berisi tulisan-tulisan sejenis. Dan semoga foto-foto ini bisa mengingatkan untuk saya pribadi, bahwa mengungkapkan sebuah perasaan bisa dilakukan siapa saja lewat berbagai cara. Namun alangkah baiknya bila ungkapan perasaan tersebut bisa membuat orang terinspirasi bahkan memahami arti apa yang kita ungkapkan.
Seorang pemulung yang sedang tertidur mungkin karena kelelahan setelah seharian bekerja mencari nafkah. Tertidur didalam gerobak yang menjadi alat pencari nafkahnya. Yang membuat saya tertarik adalah tulisan pada gerobak tersebut. Derita Tiada Akhir.
Derita Tiada Akhir - Jaka Kelana
Seorang pemulung yang sedang tertidur mungkin karena kelelahan setelah seharian bekerja mencari nafkah. Tertidur didalam gerobak yang menjadi alat pencari nafkahnya. Yang membuat saya tertarik adalah tulisan pada gerobak tersebut. Derita Tiada Akhir.
Ojek Syariah
Hampir setiap hari saya melalui jalan KH. Abdullah Syafei. Dan selalu bertanya-tanya dalam hati, tentang plang yang bertuliskan "OJEK SYARIAH", apa ya artinya ?
Dan pertanyaan tersebut akhirnya terjawab ketika saya menanyakan hal tersebut kepada salah satu tukang ojek yang memang bertugas disitu. Jawabannya adalah "Ini cuma sekedar nama aja Mas, banyak sih yang menanyakan arti sebenarnya" tukang ojek tersebut menerangkan sembari tersenyum.
Daftar Absen Ojek Syariah
Nah..setelah saya tahu jawabannya, saya melihat "DAFTAR ABSEN" di pos yang dijadikan tempat istirahat para tukang ojek tersebut. Hebat, tukang ojek aja punya daftar absen, saya sendiri aja gak pernah absen jika masuk kantor, Yang lebih menarik lagi adalah beberapa catatan dibawah daftar absen tersebut. Poin 5 berisi : Jangan NGEBUT !! Keluarga Menunggu dirumah, Karena Risky (rejeki) SUDAH DIATUR oleh Allah SWT.
Poin 6 berisi : Jangan PELIT-PELIT, JADI MISKIN tidak MUNGKIN, karena Allah SWT yang JAMIN.
Tempat Kumpul
Tempat ini hampir luput dari penglihatan saya. Seandainya anak saya tidak memberitahu kalau ada tulisan tersebut, saya tidak akan pernah tahu tempat itu. Dan saya abadikan tempat yang memang menjadi ajang kumpul tukang ojek, supir untuk sekedar istirahat melepas lelah sembari bermain catur dan ngobrol mencurahkan hati masing-masing kepada temannya. "Ini tempat kita pada curhat dengan permasalahan masing-masing Mas, ya dengan berbagai obrolan antar teman siapa tahu bisa memecahkan masalah yang sedang terjadi" tutur salah seorang yang memang biasa ikut kumpul disitu.
Korban Perasaan
Sebuah gerobak pemulung yang sudah terisi penuh dengan berbagai barang siap dijual. Dan didepannya ada sebuah boneka yang sepertinya sengaja disangkutkan oleh pemiliknya, boneka berkepala plontos dan dibajunya ditulis dengan tulisan tangan "Tragedi 2014 Korban Perasaan". Saya hanya bisa menduga, mungkin pemilik gerobak ini "telah" mengalami hal yang menyedihkan dalam hidupnya ditahun 2014. (sama deh, saya juga mengalami korban perasaan kok di tahun 2014..ha..ha..ha....curcol).
Monas
Sebuah topi teronggok di trotoar jalan Thamrin. Saat itu memang sedang ada peringatan May Day. Namun saya tidak habis pikir, betapa hebatnya yang menulis di topi tersebut. Tak terpikirkan dibenak saya, setahu saya MONAS itu kepanjangannya adalah Monumen Nasional, namun ditulis menjadi MONAS, MOGOK NASIONAL.
Subur
Foto ini saya abadikan ketika peringatan May Day. Yang memang kala itu, Eyang Subur sedang ngetop2nya.
Tips ketika memotret seperti momen diatas adalah, jangan pernah sungkan kita bertanya sebelum memotret. Karena dengan bertanya, setidaknya selain ada informasi yang jelas, kita juga bisa belajar menghargai keterlibatan orang-orang yang ada disekitar. Pendekatan komunikasi itu sangat penting dalam memotret. (lihat foto Ojek Syariah dan Tempat Kumpul).
Semoga berkenan
Teks & Foto : Farid S
Monday, 5 January 2015
Senandung FOTO SUNSET ( Indahnya Jakarta )
Selamat Taun Baru 2015...Semoga di tahun baru ini, apa yang pembaca dan pengunjung setia blog ini inginkan bisa tercapai. Sejujurnya sudah lama sekali saya tidak menulis dalam blog ini. Bukan karena sibuk atau sudah tidak ada bahan untuk ditulis. Tapi selama kurun waktu tahun 2014, begitu banyak kejadian yang "harus" saya lalui. Kejadian yang menguras tenaga dan pikiran (karena berhubungan dengan suasana hati)...lho..kok jadi curhat. Entah ini suatu janji atau bukan, Insya Allah saya akan mulai aktif kembali menulis di blog ini dengan berbagai tips dan trik dalam memotret. Dan saya awali blog di tahun 2015 ini dengan keindahan Jakarta dalam suasana sunset. Sunset buat saya mempunyai arti tersendiri. Berbagai warna dalam sunset kadang muncul tak terduga. Ada jingga, lembayung, ungu, kuning hangat, merah dan sebagainya. Memotret sunset sebenarnya juga mudah. Yang susah itu mungkin NIAT memotret. Saya pribadi, selalu membawa kamera dalam tas saya sehari-hari setiap berangkat kerja. Entah dipakai entah tidak (tapi lebih banyak dipakai), saya selalu menyiapkan kamera saya. Mungkin itu tips pertama. Jakarta selalu dikenal dengan kota yang padat, kesemerawutan, macet, deru kendaraan dan hal lainnnya yang bahkan bisa membuat stress sendiri. Namun Jakarta juga mempunyai banyak hal yang indah. Salah satunya adalah foto sunset. Dalam foto ini saya memotret di beberapa lokasi di sekitar wilayah Jakarta.
Jembatan Flyover Kampung Melayu
Mungkin pembaca sering lewat jembatan flyover Kampung Melayu ? Memang ini termasuk jalur padat, tapi jika sore, arah dari Cipinang ke Mal Ambasador terhitung lengang. Menyaksikan turunnya matahari disini juga menjadi keasyikan tersendiri sembari merekamnya dalam foto.
Jembatan Fly Over Kampung Melayu
Foto sunset memang selalu menarik diambil dalam berbagai arah, biasanya sinar matahari dengan langit menjulang yang dipenuhi awan menjadi point of interest.. Namun, memotret sunset dengan posisi agak sedikit turun dari jembatan, dengan menjadikan kendaraan yang melintas bisa menjadi foreground menarik.Belum lagi gedung-gedung yang "mengapit" matahari, tentu menjadikan foto menjadi kuat dalam bercerita.
Sekitar Jalan Matraman
Jalan Matraman pun juga mempunyai nuansa tersendiri bila ingin memotret sunset. Arah pandang kearah pusat kota yang berisi gedung-gedung megah, bisa menjadi moment foto yang indah.
Sekitar Jalan Matraman
Flyover Karet Jakarta Pusat
Di wilayah flyover Karet arah Tanah Abang, pemandangan sunset juga tak kalah menakjubkan. Dan lebih hebatnya lagi, memotret Sunrise diatas flyover ini juga tak kalah bagusnya. Banyak "ruang" kosong dengan nuansa lebih hangat ketika memotret sunrise
Flyover Jatibaru
Dan flyover Jatibaru juga bisa menjadi spot pilihan dalam memotret sunset di Jakarta. Arah pandang yang dijadikan background pun bisa beragam. Bisa ke arah barat (Gedung Mal Taman Anggrek) atau gedung-gedung yang berada di Jalan S.Parman. Namun dalam memotret diwilayah ini ada beberapa kendala, yaitu melintangnya kabel tiang sutet. Tapi bukan masalah besar, justru kabel-kabel ini bisa menjadi foreground tersendiri dalam foto.
Dan berikut beberapa tips dalam memotret sunset di wilayah Jakarta :
1. Pastikan cuaca cerah
2. Siapkan kamera
3. Atur jadwal tersendiri ( jam 16.30 WIB kalo bisa sudah dilokasi)
4. membawa Tripod sangat disarankan, karena memotret kondisi "Blue Hour" ketika senja benar-benar redup, bisa juga dilakukan.
5. Pastikan keamanan dan keselamatan anda ketika memotret. Jangan terlalu asyik dengan suasana, yang justru bisa melupakan keamanan dan keselamatan
6. Jangan pernah menenteng kamera dengan posisi di tangan yang searah jalur kendaraan ( karena jika anda lengah, bisa-bisa kamera anda bisa disambar orang)
7. Mengenai teknis memotret, gunakan eksposure yang menurut anda baik.
8. Selamat mencoba
Foto & Teks : Farid S
Baca Juga :
Subscribe to:
Posts (Atom)